Minggu, 21 Juni 2020

No Other, The Story




"Inilah... inilah, Manshi serta Meifen telah tiba."

"Aigo... Mimi, dudukkan mereka di sini," pinta Ichul oppa menunjuk dua bangku salon yang masih tetap kosong.

"Ya~~ Manshi, kan telah kubilang, tadi malam jangan tidur kemalaman. Mengakibatkan jadi ini kan," saya menggerutu.

"Saya tidak dapat tidur," keluh Manshi.

"Omona... dimana kotak aksesori rambutnya?" teriak Ichul oppa ramai.

"Ini kan?" kata Suxuan sekalian menyodorkan kotak yang cukup besar pada oppa-ku yang satu itu.

"Aih, ne..."

Saya mendengus. Demikianlah situasi SHe Salon di tanggal 14 February subuh-subuh jam 4. Ini hari ialah hari yang perlu buat Manshi, Aqian, Suxuan, Xili serta saya. Tentunya, tidak lain serta tidak bukan, ini hari ialah hari pernikahan kami. Agar afdol (ini usulnya Hae) pengantin namja tidak berjumpa dengan kami sejak awal bulan February... kupikir ini menjadi seperti adat kuno, tetapi Hae yakin dengan berhasilnya inspirasi ini, kami semakin lebih sama-sama rindukan keduanya serta itu akan membuat situasi waktu pernikahan semakin romantic. 

Sebab Manshi serta Wookie sepakat sekali dengan inspirasi ini, apa bisa buat, kami semua ikut-ikutan sepakat. Sebetulnya saya hampir tidak dapat tidur tadi malam, saya tegang sekali, tetapi saya menyengaja berbaring dari jam tujuh malam hingga kemudian dapat tidur. Saya orang pertama yang bangun di apartemen, jam 1/2 dua, lalu cepat-cepat menggugah pengantin lainnya. 
Seperti umumnya, Manshi serta Aqian sulit dibangunkan, jadi saya serta Xili langsung diantar Kibummie lebih dulu ke SHe Salon. Ichul oppa yang 1/2 mengantuk telah menanti kami di salon serta langsung merias kami dengan trampil. Selang beberapa saat Yesungie oppa mengantarkan Suxuan tiba dengan Ford putih punyai Iteuk oppa. jadilah situasi amburadul di salon ini dengan Ichul oppa tampil solo merias lima pengantin sekaligus juga. Mimi, Kibummie serta Yesungie oppa ada di sini, tetapi mereka toh tidak dapat menolong banyak. 

Saya memandangi bayanganku di cermin. Dandananku telah usai kelihatannya, serta saya senang tehnik make-up Ichul oppa yang minimalis tetapi terlihat jelas ini. Saya senang warna eye shadow-ku: oranye keemasan; warna blush on-ku: pink muda; lipstick-ku: pink; serta bling-bling di seputar mataku: pink serta hijau.

"Yifang, cantik sekali," puji Yesungie oppa sekalian tersenyum, memandangku melalui cermin .

Saya tersenyum, "gomawo oppa."

"Wookie akan megap-megap melihatmu ini kelak."

Saya ketawa. Saya betul-betul menanti bila dapat membuat Wookie terpikat padaku.

"Nah, pada akhirnya usai. Kalian bawa serta pengantin-pengantin ini ke apartemennya Julie, kelak Julie dapat membantu gantikan baju," perintah Ichul oppa, rambutnya amburadul.

"Sebetulnya tdak perlu. Saya kan tempo hari telah katakan, saya dapat membantu mereka tukar baju, hyung."

"Kau ini, Yesung, masih tetap ingin merayu Yifang sampai terakhirnya ya! Kuberitau, adik iparku ialah Wookie! Sana, bawa serta mereka saat ini! Kyu sedang bawa pengantin namja ke sini. Palli!"

Kami semua kembali lagi masuk dalam beberapa mobil tadi mengantarkan kami ke salon, lalu tidak sampai 1/2 jam selanjutnya kami telah tiba di apartemen Julie. Julie terlihat telah fresh saat membuka pintu buat kami.

"Oppadeul serta Kibum dapat duduk di ruangan tamu sekalian menanti ya," pinta Julie.

"Oke," sepakat Kibum langsung merebahkan diri di sofa.

Julie membawa kami berlima masuk dalam kamarnya yang untungnya cukup luas. Di pojokan kamarnya ada lima bingkisan besar yang berisi gaun pengantin kami.
Share:
Lokasi: Indonesia

Copyright © Novel | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com